الاثنين، 10 ديسمبر 2012

uji biokimia dan uji fisiologi bakteri

Uji fisologis bakteri
Posted on Juni 18, 2011 by monruw
Mikroba memiliki sifat-sifat pertumbuhan, morfologi, dan sifat fisiologi yang dapat dipelajari dengan melakukan isolasi terlebih dahulu. Isolasi merupakan suatu metode untuk memisahkan mikroba tertentu dari populasi campuran sehingga memudahkan proses identifikasi. Salah satu teknik isolasi ialah isolasi pada cawan agar untuk jenis mikroba yang dapat membentuk koloni terpisah pada media padat, yaitu bakteri dan kapang (Dwidjoseputro 1998).
Karakterisasi merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengobservasi bakteri maupun kapang hasil isolasi (isolat). Kegiatan karakterisasi dapat dilakukan berdasarkan sifat sitologi (bentuk sel, gerak atau motilitas, sifat Gram dan endospora), sifat morfologi, dan sifat fisiologi. Uji sifat morfologi mencakup sifat-sifat koloni, seperti ukuran, bentuk, warna dan tepian, sedangkan uji sifat fisiologi diantaranya uji hidrolisis pati, hidrolisis lemak, hidrolisis protein dan uji katalase (Nurjanna 2007).
Pewarnaan Gram dan spora dapat dilakukan dalam uji sifat sitologi suatu bakteri. Prinsip pewarnaan Gram adalah kemampuan dinding sel terhadap zat warna dasar (Kristal violet) setelah pencucian alkohol 96%. Bakteri Gram positif terlihat berwarna ungu karena dinding selnya mengikat Kristal violet lebih kuat, sedangkan sel Gram negatif mengandung lebih banyak lipid sehingga pori-pori mudah membesar dan Kristal violet mudah larut saat pencucian alkohol (Pelczar & Chan 2008).
Pewarnaan spora dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya spora pada bakteri. Spora dapat terbentuk saat kondisi tidak memungkinkan pertumbuhan bakteri. Spora juga mampu mengikat warna lebih cepat dan sukar melepaskannya (Fardiaz 1989).
Uji motilitas berperan dalam mengetahui pergerakan bakteri. Bakteri yang dinyatakan positif motil atau bergerak akan ditunjukan dengan adanya kekeruhan pada media uji yang menunjukan pertumbuhan koloni (Aksoy & Ozman-Sullivan 2008).
Uji sifat morfologi bakteri sangat penting dilakukan terhadap bakteri maupun kapang pada medium padat, berdasarkan sifat-sifat koloni seperti bentuk, ukuran, warna dan sebagainya yang memberi nilai diagnostik (Prabaningtyas 2003).
Uji fisiologis bakteri dilakukan untuk mengidentifikasi bakteri berdasarkan aktivitas selnya. Bakteri yang dapat menghidrolisis pati mempunyai aktivitas amilolitik, yaitu menghasilkan enzim amilase yang dapat mengubah pati menjadi molekul-molekul gula sederhana (monosakarida) untuk kebutuhan metabolisme sel. Aktivitas tersebut ditandai dengan adanya zona bening di sekeliling koloni pada uji hidrolisis pati (Hadioetomo 1993).
Bakteri penghidrolisis lemak mampu mengubah senyawa menjadi asam lemak dan gliserol. Bakteri dengan kemampuan hidrolisis lemak akan menimbulkan warna merah kekuningan pada bagian bawah dan sekitar koloni. Fermentasi juga dapat menyebabkan oksidasi yang berlanjut menjadi penyebab ketengikan, namun jika oksidasi belum berlanjut dapat menciptakan cita rasa yang khas (Rahayu et al. 1992).
Uji katalase digunakan untuk mengetahui aktivitas katalase pada sampel bakteri. Enzim katalase berperan dalam memecah H2O2 (Hidrogen Peroksida) menjadi H2O dan O2. Hasil uji katalase positif ditandai dengan adanya gelembung-gelembung oksigen (Prasetyo 2011).

pewarnaan gram

Mikroum…Pewarnaan Gram
Posted by: Qiqi on: 17 Oktober, 2008
•    In: Laporan
•    Comment!
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), kokus, dan spirilum. Bakteri yang berbentuk tongkat maupun kokus dibagi menjadi beberapa macam. Pada bentuk basil pembagiannya yaitu basil tunggal, diplobasil, dan tripobasil. Sedangkan pada kokus dibagi monokokus (satu buah bakteri berbentuk kotak), diplococcus, sampai staphylococcus (bentuknya mirip buah anggur. Khusus pada spirul hanya dibagi 2 yaitu setengah melengkung dan tidak melengkung (texbook, 2008).
Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan yang positif berwarna merah (Textbook, 2008). Hal ini bertujuan untuk memberikan warna pada bakteri pada akhirnya dapat diidentifikasi dengan mudah. Selain itu, ada endospore yang bisa diwarnai. Endospora adalah organisme yang dibentuk dalam kondisi yang stres karena kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan untuk tetap berlanjut di lingkungan sampai kondisi menjadi baik (Ncbi, 2008).
Teknik pewarnaan gram haruslah sesuai prosedur karena dapat mengakibatkan kesalahan identifikasi data apakah gram positif atau gram negatif sehingga diperlukan adanya praktikum ini dilakukan agar mengetahui jalannya mekanisme pewarnaan gram.
1.2 Perumusan Masalah
Rumusan masalah adalah faktor-faktor apa sajakah yang berpengaruh terhadap keberlangsungan pewarnaan pada bakteri dan endospora, bagaimanakah karakteristik dari ketiga spesimen, serta bagaimana teknik pengecatan
1.3 Tujuan
Tujuan praktikum adalah mempelajari proses pewarnaan struktur sel bakteri, mempelajari bentuk-bentuk dan struktur sel bakteri dan memahami pentingnya setiap langkah dalam prosedur pewarnaan dan memahami reaksi kimia di dalam prosedur tersebut
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Metode pengecatan pertama kali ditemukan oleh Christian gram pada tahun 1884.  Dengan metode ini, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri gram positif dan gram negatif yang didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut.  Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp. (Tryana, S.T, 2008).
Struktur bakteri terbagi menjadi dua yaitu:
1. Struktur dasar (dimiliki oleh hampir semua jenis bakteri)
Meliputi: dinding sel, membran plasma, sitoplasma, ribosom, DNA, dan granula penyimpanan
2. Struktur tambahan (dimiliki oleh jenis bakteri tertentu)
Meliputi kapsul, flagelum, pilus, fimbria, klorosom, Vakuola gas dan endospora
Gambar Struktur Dasar Bakteri
Gambar Bakteri Gram Positip dan Bakteri Gram Negatif
(Edukasi, 2008).
Staphylococcus adalah bakteri Gram-positif yang berbentuk bola. Bakteri ini ada yang berkoloni dan berbentu seperti buah buah anggur. Pada tahun 1884, Rosenbach menjelaskan ada dua jenis warna staphylococci yaitu: Staphylococcus Aureus yang berwarna kuning dan Staphylococcus albus yang berwarna putih. Beberapa karakterististik yang dimiliki Staphylococcus Aureus diantaranya hemolytic pada darah agar, catalase-oxidase-positif dan negatif, dapat tumbuh pada suhu berkisar 15 sampai 45 derajat dan lingkungan NaCl pada konsentrasi tinggi hingga 15 persen dan menghasilkan enzim coagulase. Selain itu,biasanya S. Aureus merupakan patogen seperti bisul, styes dan furunculosis beberapa infeksi (radang paru-paru, radang kelenjar dada, radang urat darah, meningitis, saluran kencing osteomyelitis dan endocarditis serta menyebabkan keracunan makanan yaitu dengan melepakan enterotoxins menjadi makanan sehingga menjadi toksik dengan melepasan superantigens ke dalam aliran darah (Kenneath, 2008).
Bacillus subtilis merupakan bakteri gram-positif yang berbentuk batang,dan secara alami sering ditemukan di tanah dan vegetasi. Bacillus subtilis tumbuh di berbagai mesophilic suhu berkisar 25-35 derajat Celsius. Bacillus subtilis juga telah berevolusi sehingga dapat hidup walaupun di bawah kondisi keras dan lebih cepat mendapatkan perlindungan terhadap stres situasi seperti kondisi pH rendah (asam), bersifat alkali, osmosa, atau oxidative kondisi, dan panas atau etanol Bakteri ini hanya memilikin satu molekul DNA yang berisi seperangkat set kromosom. DNAnya berukuran BP 4214814 (4,2 Mbp) (TIGR CMR). 4,100 kode gen protein. Beberapa keunggulan dari bakteri ini adalah mampu mensekresikan antibiotik dalam jumlah besar ke luar dari sel (Scetzer, 2006).
Menurut Kenneath tahun (2008), Escherichia coli termasuk dalam famili Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan berbentuk batang yang fermentatif. E. coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari bakteri patogen. Akan tetapi pada strain baru dari E.coli merupakan patogen berbahaya yang menyebabkan penyakit diare dan sindrom diare lanjutan serta hemolitik uremic (hus). Peranan yang mengguntungkan adalah dapat dijadikan percobaan limbah di air, indikator pada level pencemaran air serta mendeteksi patogen pada feses manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi. (Mikrolibrary, 2008). Endospore adalah organisme yang dibentuk dalam kondisi yang stres karena kurang nutrisi, yang memiliki kemungkinan untuk tetap berlanjut di lingkungan sampai kondisi menjadi baik (Ncbi, 2008).
Bakteri juga dapat dibedakan melalui teknik pewarnaan gram. Teknik pewarnaan gram tersebut dapat menghasilkan warna merah dan ungu. Bakteri gram negatif ditandai dengan pewarnaan ungu sedangkan yang positif berwarna merah (Textbook, 2008).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum “Pewarnaan Sel (Bakteri dan Jamur) dan Pewarnaan dan Endospora” dilaksanakan pada hari Rabu 24 September 2008 pukul 13.00-16.00 WIB di Laboratorium Mikrobiologi, Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya, Malang.
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Pewarnaan Bakteri
Gelas objek dan gelas penutup dibersihkan dengan alkohol 70% kemudian ditetesi dengan aquades steril. Kemudian dibuat apusan dari biakan miring dan disuspensikan sampel sampai homogen, lalu difiksasi di atas api bunsen. Apusan bakteri yang telah jadi ditetesi gram A selama 1 menit, dicuci denan air mengalir, dan dikeringanginkan. Kemudian ditetesi gram B selama 1 menit, dicuci dengan air mengalir, dan dikeringanginkan. Kemudian ditetesi gram D selama 30 detik, dicuci dengan air mengalir, dan dikeringanginkan. Lalu diamati dengan mikroskop dengan perbesaran 1000 x, kemudian dicatat bentuk dan warna sel bakteri
3.2.2 Pewarnaan Endospora
Gelas objek dan gelas penutup dibersihkan dengan alkohol 70% kemudian ditetesi dengan aquades steril. Kemudian dibuat apusan dari biakan miring dan disuspensikan sampel sampai homogen, lalu difiksasi di atas api bunsen. Apusan bakteri digenangi dengan pewarna malakit hijau lalu dipanaskan preparat di atas penangas air mendidih sampai muncul uap air (10 menit) dan dijaga jangan sampai pewarna kering. Kemudian dicuci dengan air mengalir, dikeringanginkan, diwarnai dengan safranin (1-2 menit) lalu dicuci dengan air mengalir dan dikeringanginkan lagi. Kemudian diamati ada tidaknya spora dalam sel (bentuk, letak, ukuran terhadap sel vegetatif) menggunakan mikroskop dengan perbesaran.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Prosedur
Pewarnaan Bakteri an Endospora dilakukan dengan menggunakan 8 isolat bakteri untuk 8 kelompok yang bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk kedelapa bakteri tersebut dan termasuk dalam bakteri gram positif atau negatif dan letak endosporanya. Proses perwarnaan dilakukan dengan membersihkan gelas objek dan gelas penutup dengan alkohol 70% untuk sterilisasi agar tidak kontaminasi. Kemudian ditetesi aquades steril untuk meletakkan bakteri dan dibuat preparat apusan dari biakan miring agar mudah diamati dan difiksasi. Sampel disuspensikan sampai homogen agar bakteri dapat menyebar di gelas objek dan tidak menumpuk. Kemudian difiksasi di atas api bunsen yang bertujuan untuk membunuh bakteri secara cepat dengan tidak merubah bentuk dan struktur bakteri, melekatkan bakteri di atas objek gelas dan meningkatkan sifat salinitas pewarna (Tortora, 2002). Proses pewarnaan bakteri dengan cara apusan bakteri yang telah dibuat kemudian ditetesi dengan gram A selama 1 menit, gram B selama 1 menit, gram C selama 1 menit, dan gram D selama 30 detik. Setelah perlakuan pewarnaan, preparat selalu dicuci dengan air mengalir dan dikeringanginkan, kecuali setelah pewarnaan gram B preparat dicuci dengan gram C kemudian dikeringanginkan. Hal ini dilakukan karena gram C mengandung alkohol yang bertujuan untuk melunturkan cat sebelumnya. Gram A mengandung kristal violet yang berwarna ungu merupakan cat primer yang akan mewarnai bakteri, pewarnaan dilakukan 1 menit agar cat ini dapat melekat sempurna pada dinding bakteri. Gram B mengandung garam iodin merupakan cat mordan yang berfungsi melekatkan atau memfiksasi cat primer yang diserap bakteri, dilakukan selama 1 menit agar pengikatan warna oleh bakteri menjadi lebih kuat. Gram C mengandung alkohol sehingga tidak berwarna dan berfungsi untuk melunturkan cat sebelumnya, dilakukan selama 1 menit agar cat dapat luntur secara sempurna dan tidak ada yang tersisa. Gram D mengandung safranin sehingga bewarna merah yang merupakan cat sekunder atau kontras berfungsi untuk memberikan warna bakteri non target, dilakukan selama 30 detik agar bakteri yang catnya telah luntur dapat terwarnai (Heritage, 2000). Pencucian dengan air mengalir dimaksudkan agar cat dapat hilang secara sempurna dan tidak tersisa, dikeringanginkan bertujuan agar warna melekat pada bakteri dan segera kering sehingga bila diwarnai lagi warna sebelumnya tidak tercampur dengan warna yang baru. Kemudian dilihat di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000 x agar dapat mengamati bentuk dan warna sel bakteri. Bakteri gram positif akan berwarna ungu, sedangkan bakteri gram negatif akan berwarna merah.
Proses pewarnaan endospora dilakukan setelah fiksasi dan setelah dibuat apusan preparat. Kemudian preparat digenangi malakit hijau yang berfungsi sebagai pewarna primer yang digunakan untuk melumuri fiksasi panas dan dipanaskan sampai menggepul. Preparat dipanaskan di atas penangas air mendidih sampai timbul uap air (10 menit) bertujuan membantu warna menembus dinding endospora dan dijaga jangan sampai pewarna kering. Kemudian dicuci dengan air mengalir dan dikeringanginkan bertujuan menghilangkan malakit hijau dari seluruh bagian sel endospora. Pewarnaaan dengan safrani (1-2 menit) bertujuan sebagai counterstain yang digunakan untuk melumuri bagian warna dari sel yang lain daripada endospora (Prescot, 2002). Kemudian dicuci dengan air mengalir agar warna safranin luntur dan dikeringanginkan agar warna cepat kering.
4.2 Data Hasil Penelitian
No.
Nama dan Gambar
Karakteristik
Gram
1.
Staphlococcus aereus
2.
Bacillus subtilis
3.
Escherichia coli
4.3 Analisis Hasil
Pewarnaan bakteri dilakukan pada isolat staphylococcus aereus adalah gram positif yang berbentuk kokus atau lingkaran sterik dengan diameter sel mencapai 1µm, koloninya berbentuk seperti buah anggur (Textbook, 2008). Pada bacillus subtilis, koloninya bergerombol sedikit erpisah-pisah bahkan membentuk rantai panjang (hasil pengamatan). Pada Eschericia coli, koloninya tersusun rantai memanjang. Pada bakteri ini tidak ditemukan endospora, pada saat diwarnai menunujukkan warna merah.
1.Staphylococcus aureus.
Gambar. Staphylococcus aerreus
Staphylococcus aereus pada pewarnaan gram diketahui berwarna ungu sehingga termasuk bakteri gram positif. Bakteri ini berbentuk basil. Koloninya tersususn berjajar seperti rantai memenjang. Jenis ini memiliki endospora yang terletak pada sentral. Staphylacoccus aereus adalah gram positif yang berbentuk kokus atau lingkaran seperti sterik dengan diameter sel mencapai 1 µm, dan koloninya seperti buah anggur. Perananya adalah dapat menghasilkan racun sebagai penyebab sindrom trauma yang diderita oleh pria, wanita dan anak-anak. Sindrom racun trauma tersebut berupa kejang, pingsan, turunnnya tekanan darah (Textbook, 2008).
Klasifikasi Staphylococcus aureus.
Kingdom : Bakteri
Filum : Firmicutes
Kelas : Cocci
Famili : Staphylococcaaceae
Genus : Staphylacoccus
Spesies : Staphylacoccus aereus (it is, 2008)
2.Bacillus subtilis
Gambar Pengamatan Bacillus subtilis (1000 x)
Pada pengamatan dengan menggunakan mikroskop nampak Bacillus subtilis berbentuk basil (batang) dan merupakan bakteri gram positif. Jenis ini memiliki endospora yang letaknya di tengah. Bacillus subtilis merupakan bakteri yang berbentuk batang yang Gram-positif (Perez 2000). Bakteri ini tersusun atas peptidoglycan, yang merupakan polimer dari sugars dan asam amino. Peptidoglycan yang yang ditemukan di bakteri yang dikenal sebagai murein. Sel membentuk tembok penghalang antara lingkungan dan bakteri sel yang berguna untuk mempertahankan bentuk sel dan withstanding sel yang tinggi internal tekanan turgor (Schaechter 2006).
Habitat endospora bakteri ini adalah tanah. Mikroba tersebut dalam bentuk spora yang kekurangan nutrisi. Organisme ini dapat menghasilkan antibiotik selama sporulation. Contohnya polymyxin, difficidin, subtilin, dan mycobacillin. Banyak dari mikroba Bacillus dapat menurunkan Polymers seperti protein, pati, dan pektin, sehingga bakteri ini merupakan penyumbang penting kepada siklus karbon dan nitrogen. Akan tetapi apabila terkontaminasi, dapat menyebabkan pembusukan. Berdasarkan pewarnaan sel vegetatif didapatkan warna kemerahan dan warna endosporanya adalah hijau (Schaechter 2006).
Klasifikasi Bacillus subtilis.
Kingdom : Bakteri
Filum : Firmicutes
Kelas : Bacilli
Order : Bacillales
Famili : Bacillaceae
Genus : Bacillus
Spesies : Bacillus subtilis (itis, 2008)
3.Escherichia coli
Gambar 5. Pengamatan Escherichia coli. (1000 x)
Berdasarkan hasil pengamatan bakteri Eschericia coli. Berbentuk basil (batang) yang pendek. Bakteri tersebut pada saat diwarnai menunjukkan warna merah. Koloninya tersusun seperti rantai memanjang. Pada bakteri ini tidak ditemukan endospora. Menurut Kenneath tahun (2008), Escherichia coli termasuk dalam famili Enterobacteraceae yang termasuk gram negatif dan berbentuk batang yang fermentatif. E. coli hidup dalam jumlah besar di dalam usus manusia, yaitu membantu sistem pencernaan manusia dan melindunginya dari bakteri patogen. Akan tetapi pada strain baru dari E.coli merupakan patogen berbahaya yang menyebabkan penyakit diare dan sindrom diare lanjutan serta hemolitik uremic (hus). Peranan yang mengguntungkan adalah dapat dijadikan percobaan limbah di air, indikator pada level pencemaran air serta mendeteksi patogen pada feses manusia yang disebabkan oleh Salmonella typhi. (Mikrolibrary, 2008).
Klasifikasi Escherichia coli.
Kingdom : Bakteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gamma Proteobacteria
Order : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escheriachia
Spesies : E. coli (itis, 2008)
4.Pewarnaaan endospora
Komponen endospora mempunyai resistan terhadap agen kimia yang kuat pada spore coat, yang terdiri dari cross-linked keratin. Identifikasi dapat dilakukan dengan melihat morfologi, lokasi, dan ukuran endospora. Beberapa endospora mempunyai diameter lebih besar daripada sel, dimana sel tersebut akan nampak menggembang pada letak endosporanya (Ncbi, 2008).
Letak endospora yang berbeda diantara spesies bakteri dapat digunakan untuk identifikasi. Tipe utama diantara terminal, subterminal dan sentral. Tipe sentral atau tengah merupakan lokasi dari sel vegetatif yang letaknya tepat di tengah. Tipe terminal memiliki penngertian letak el vegetatif diantara ujung dan pinggir dari sel vegetatif. Tipe subterminal berarti lokasi endosporanya diantara tengah dan pinggir dari sel vegetatif. Endospora dapat berukuran lebih besar ataupunkecil dari sel vegetatif yang terdiri dari lapisan protein yang terbuat dari keratin. Spora ini memiliki resistensi yang tinggi terhadap pewarnaan, prosedur pewarnaan dengan malakit hijau adalah dengan pemanasan. Endospora merupakan metode pertahanan hidup yang bukan bertujuan untuk reproduksi. Contohnya Bacillus subtilis memiliki endospora yang terletk di subterminal (Ncbi, 2008). Hasil pengamatan pada endospora Bacillus subtilis berbeda dengan literatur karena terdapat kesalahan pengamatan dan pengidentifikasian.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri yaitu fiksasi, peluntur warna, subtrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat warna penutup. Prinsip yang selalu harus diingat dan dipatuhi adalah (Edukasi, 2008) :
Selalu mensterilkan ose, pada saat akan dipakai dan setelah dipakai.
Letakkan ose pada tempatnya, jangan diletakkan di sembarang tempat (misal di atas meja)
Jangan memegang mata (ujung) ose dengan tangan.
Usahakan tidak banyak bicara pada saat kerja

bagian bagian mikroskop

 
BAGIAN

BAGIAN MIKROSKOP CAHAYA








TIP Press Ctrl-F to search anywhere in the document.
Info and Rating
Category:    School Work > Homework

Rating:   
Upload Date:    04/19/2011
Copyright:    Attribution Non-commercial
Tags:    disusun oleh helmi jamil

a.    Flag document for inapproriate content Lensa Okuler, yaitu lensa yang dekat dengan mata pengamat lensa ini berfungsi untuk membentuk bayangan maya, tegak, dan diperbesar dari lensa objektif
b.    Lensa Objektif, lensa ini berada dekat pada objek yang di amati, lensa ini  membentuk bayangan nyata, terbalik, di perbesar. Di mana lensa ini di atur oleh revolver untuk menentukan perbesaran lensa objektif.
c.    Tabung Mikroskop (TUBUS), tabung ini berfungsi untuk mengatur fokus dan menghubungan lensa objektif dengan lensa okuler.
d.    Makrometer (Pemutar Kasar), makrometer berfungsi untuk menaik turunkan tabung mikroskop secara cepat.
e.    Mikrometer (Pemutar Halus), pengatur ini berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan mikroskop secara lambat, dan bentuknya lebih kecil daripada makrometer.
f.    Revolver, revolver berfungsi untuk mengatur perbesaran lensa objektif dengan cara memutarnya.
g.    Reflektor, terdiri dari dua jenis cermin yaitu cermin datar dan cermin cekung. Reflektor ini berfungsi untuk memantulkan cahaya dari cermin ke meja objek melalui lubang yang terdapat di meja objek dan menuju mata pengamat. Cermin datar digunakan ketika cahaya yang di butuhkan terpenuhi, sedangkan jika kurang cahaya maka menggunakan cermin cekung karena berfungsi untuk mengumpulkan cahaya.
h.    Diafragma, berfungsi untuk mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk.
i.    Kondensor, kondensor berfungsi untuk mengumpulkan cahaya yang masuk, alat ini dapat putar dan di naik turunkan.
j.    Meja Mikroskop, berfungsi sebagai tempat meletakkan objek yang akan di amati.
k.    Penjepit Kaca, penjepit ini berfungsi untuk menjepit kaca yang melapisi objek agar tidak mudah bergeser.
l.    Lengan Mikroskop, berfungsi sebagai pegangang pada mikroskop.
m.    Kaki Mikroskop, berfungsi untuk menyangga atau menopang mikroskop.
n.    Sendi Inklinasi (Pengatur Sudut), untuk mengatur sudut atau tegaknya mikroskop.
Pembahasan :
Ada bermacam-macam jenis dan bentuk mikroskop. Mikroskop cahaya adalah mikroskop paling sederhana yang dapat digunakan untuk memperbesar citra  hingga puluhan kali. Mikroskop elektron adalah mikroskop yang menghasilkan citra beresolusi tinggi hingga ribuan kali ( Articles, 2012 ).
Mikroskop cahaya modern yang biasa digunakan di sekolah memiliki bagian utama berupa lensa objektif yang letaknya dekat dengan obyek yang akan diamati. Lensa obyektif melekat pada bagian yang disebut revolver. Revolver ini dapat diputar, dan berguna sebagai alat pemindah lensa.
Jenis lensa yang lain adalah lensa okuler terletak dekat dengan mata pada saat mikroskop digunakan. Lensa obyektif ada beberapa buah, dan memiliki pembesaran masing-masing 5X, 10X, 45X, dan 100X. Sedangkan lensa okuler hanya 1 buah atau 2 buah, dan mempunyai pembesaran 5X, 10X, atau 15X. Kedua lensa pada mikroskop dihubungkan oleh suatu bagian berbentuk tabung. Mikroskop yang memiliki sebuah lensa okuler, disebut mikroskop  monokuler,  Mikroskop yang memiliki dua lensa okuler, dinamakan mikroskop binokuler ( Articles, 2012 ).
  
Mikroskop binokuler, monokuler, dan mikroskop elektron
Untuk mengatur jarak objek dengan lensa sehingga diperoleh bayangan yang jelas, lensa objektif dapat dinaikkan menjauhi objek ataupun diturunkan mendekati objek. Untuk menggerakkan lensa objektif ini digunakan bagian mikroskop yang disebut pemutar. Ada dua macam pemutar yaitu pemutar halus dan pemutar kasar. Pemutar halus digunakan untuk menggerakkan lensa objektif secara pelan, sedangkan pemutar kasar digunakan untuk menggerakkan lensa objektif secara cepat ( Articles, 2012 ).
Lensa okuler, adalah lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung berdekatan dengan mata pengamat, dan berfungsi untuk memperbesar bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif berkisar antara 4 hingga 25 kali.
Lensa kondensor, adalah lensa yang berfungsi guna mendukung terciptanya pencahayaan pada obyek yang akan dilihat sehingga dengan pengaturan yang tepat maka akan diperoleh daya pisah maksimal.
Jika daya pisah kurang maksimal maka dua benda akan terlihat menjadi satu dan pembesarannyapun akan kurang optimal.
B. Mikroskop stereo
Mikroskop stereoskopik, atau mikroskop hanya stereo, adalah alat optik yang berbeda dari jenis lain dari mikroskop dalam instrumentasi dan prinsip kerja. Seperti kita semua sadar, mikroskop biasa memiliki satu lensa mata dan satu lensa objektif. Dalam bertentangan dengan ini, kerja mikroskop stereo melibatkan dua set sistem optik, yang pada gilirannya hasil dalam pembentukan dua jalur cahaya yang berbeda.
berikut adalah bagian-bagian mikroskop beserta fungsinya:

Download and print this document Sebuah mikroskop stereoskopik adalah alat pembesar teropong, digunakan untuk melihat tiga-dimensi (3D) gambar spesimen. Prinsip kerja alat ini ilmiah hampir mirip dengan stereoscopes lainnya. Dalam mikroskop majemuk, gambar diperbesar dari sampel di bawah pengamatan dibentuk oleh pencahayaan ditransmisikan. Dalam istilah sederhana, cahaya melewati spesimen dan kemudian mencapai mata. Di sisi lain, sebuah mikroskop stereoskopik bekerja dengan cara iluminasi tercermin. Di sini, cahaya tidak mengirimkan melalui objek, tapi dipantulkan kembali untuk membentuk gambar 3D dari sampel ( buzzle, 2011 ).
Ukuran mikroskop ini lebih besar dari mikroskop majemuk, dengan pengukuran mantan ketinggian sekitar 1-2 meter. Datang ke bagian-bagiannya, ia memiliki dua lensa okuler atau lensa lensa mata, dan satu lensa objektif. Mereka dihubungkan dengan tabung tubuh, yang dapat diturunkan atau diangkat untuk memberikan gambar yang jelas. Tujuan berputar terletak di bawah lensa mata bergerak, dan di atas pelat panggung. Berdasarkan pada model, lensa terbuat dari plastik atau kaca. Sementara beberapa model dikonfigurasi dengan sumber pencahayaan, lainnya memerlukan pasokan eksternal cahaya. Ada juga tombol-tombol penyesuaian untuk mengatur cahaya dan fokus ( buzzle, 2011 ).
Menggunakan mikroskop stereoskopik utama yang dikaitkan dengan memeriksa seluruh objek dengan kedalaman persepsi, tetapi bukan bagian dari objek. Seperti disebutkan di atas, gambar yang diperbesar diciptakan oleh alat ini optik adalah melalui iluminasi tercermin. Mengingat ini, aplikasi utama dari mikroskop stereo adalah melihat benda buram atau tebal, di mana transmisi cahaya tidak mungkin. Katakanlah misalnya, sampel batuan, koin, bunga, serangga dan papan sirkuit yang sangat sulit untuk mengamati di bawah mikroskop majemuk. Alasannya karena ketidakmampuan cahaya untuk melewati spesimen slide. Dalam kasus tersebut, mikroskop stereo digunakan untuk mendapatkan gambar yang realistis dari objek.
Sementara menggunakan mikroskop stereo, Anda perlu menggunakan kedua mata secara bersamaan. Sangat sering, ini jenis tertentu dari peralatan laboratorium dikenal sebagai mikroskop stereoskopik. Alasannya adalah seringnya penggunaan alat ini laboratorium untuk penelitian laboratorium yang panggilan untuk pemeriksaan dekat spesimen, seperti pembedahan, prosedur pembedahan, dan aplikasi lainnya. Namun, perbesaran mikroskop stereoskopik rendah, dengan daya maksimum pembesar 10X untuk 40X. Dengan demikian, spesimen yang sangat kecil atau menit yang membutuhkan perbesaran sampai seratus kali atau lebih yang dilihat di bawah mikroskop majemuk.
Dengan mikroskop stereo, ada masalah kurang untuk kelelahan mata karena Anda tidak perlu memicingkan mata Anda untuk melihat gambar. Sekarang mikroskop stereoskopik digunakan dalam hubungan dengan sebuah komputer yang diprogram dengan tiga-dimensi fitur melihat gambar. Gambar penting diamati di bawah mikroskop bedah ini ditangkap oleh kamera, yang kemudian disimpan dalam komputer untuk digunakan kemudian. Jadi, bukannya melihat mereka secara individu melalui eyepieces, gambar dapat dipelajari oleh banyak orang pada suatu waktu ( Anonim, 2010 ).

Choose a format to download in
•   

.PDF
•   

.TXT

More From This User Medium merupakan tempat untuk menumbuhkan mikroba. Mikroba memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk bahan pembangun sel, untuk sintesa protoplasma dan bagian-bagian sel lain (Anonim  2010).
Ada beberapa jenis medium diantaranya medium dasar, medium sintetik, medium kompleks dan medium diperkaya. Medium dasar adalah medium yang mengandung campuran senyawa anorganik. Medium dasar ini selanjutnya ditambah zat lain apabila diperlukan, misalnya sumber karbon, sumber energi, sumber nitrogen, faktor tumbuh, dan faktor lingkungan yang penting seperti pH dan oksigen serta tekanan osmosis. Kedua medium sintetik, yaitu medium yang seluruh susunan kimia dan kadarnya telah diketahui dengan pasti. Sebagai contoh adalah medium dasar yang ditambah NH4Cl dengan sumber karbon berupa gas CO2, apabila diinkubasikan dalam keadaan gelap dapat digunakan untuk menumbuhkan bakteri nitrifikasi khemoototrof, misalnya bakteri Nitrosomonas. Selanjutnya medium kompleks, yaitu medium yang susunan kimianya belum diketahui dengan pasti. Sebagai contoh medium ini adalah medium dasar yang ditambah glukosa dan ekstrak khamir. Medium ini dapat untuk menumbuhkan mikroba khemoheterotrof aerob maupun anaerob baik yang memerlukan maupun yang tidak memerlukan faktor tumbuh. Dan yang terakhir adalah medium diperkaya, yaitu medium yang ditambah zat tertentu yang merupakan nutrisi spesifik untuk jenis mikroba tertentu. Medium ini digunakan untuk membuat kultur diperkaya (enrichment culture) dan untuk mengisolasi mikroba spesifik, dengan cara mengatur faktor lingkungan (suhu, pH, cahaya), kebutuhan nutrisi spesifik dan sifat fisiologinya.
Trypticase Soy Agar (TSA) merupakan media agar yang digunakan untuk kegiatan pengisolasian dan pembudidayaan berbagai macam mikroorganisme yang bersifat aerobik. Medium ini digunakan untuk berbagai tujuan yang mencakup pemeliharaan stok budidaya, isolasi berbagai macam spesies mikroorganisme, serta sebagai dasar untuk media termasuk darah (Becton, Dickinson and Company 2007). Komposisi dari TSA ini antara lain Approximate Formula* Per Liter Purified Water, Pancreatic Digest of Casein, Papaic Digest of Soybean, Sodium Chloride, Agar.
Seperti telah diketahui sebelumnya bahwasanya media TSA bisa digunakan untuk menumbuhkan berbagai macam mikroorganisme salah satunya adalah Aeromonas hydrophila yaitu heterotrofik gram-negatif, berbentuk batang bakteri, terutama ditemukan di daerah dengan iklim yang hangat. Bakteri ini juga dapat ditemukan di laut, dan muara. Aeromonas hydrophila dapat bertahan hidup di lingkungan aerobik dan anaerobik. Bakteri ini dapat mencerna bahan seperti agar-agar dan hemoglobin. Aeromonas hydrophila diisolasi dari manusia dan hewan pada tahun 1950. Bakteri ini adalah yang paling terkenal dari enam spesies Aeromonas. Selain Aeromonas hydrophila bakteri lain yang dapat hisup pada media TSA adalah Saprolegnia sp, yaitu bakteri yang biasanya menginfeksi pad aproses pembanihan ikan gurame.
Sterilisasi adalah suatu proses perlakuan terhadap bahan atau barang dimana pada akhir proses tidak terdapat mikroorganisme pada bahan atau barang tersebut (Arisanti 2004). Sterilisasi ini penting dilakukan selama pecobaan untuk menghilangkan mikroorganisme yang tidak diinginkan. Proses sterilisasi dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metoda yaitu secara fisik (panas kering), uap bertekanan tinggi (panas basah), dan secara kimia (perendaman/dingin dan gas). Pada praktikum kali ini metode yang digunakan adalah metode sterilisasi panas basah, karena alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan disterilkan dengan alat autoclave.


DAFTAR PUSTAKA
Arisanti. 2004. http://catatanenyrahayu.blogspot.com/2012/03/definisi-syarat-dan-jenis-media-pada.html

Becton. 2007. http://en.wikipedia.org/wiki/Trypticase_soy_agar.

Articles. 2011. http://tekpan.unimus.ac.id/:sterilisasi-dan-media-mikroba-oleh-dewi-julianingsih.
Anonim. 2011. http://mikrobiologiku.blogspot.com/2010/11/membuat-media-pertumbuhan-mikroba.html.

1 p.

Bakteriologi III
Helmi Jamil
60 Reads